Desain komunikasi visual baru populer di Indonesia pada tahun 1980 setelah dikenalkan oleh
seorang desainer grafis asal Belanda. Menurutnya, desain grafik tidak sekedar cetak-mencetak saja, namun juga mengurusi moving image, audio visual, display, dan pameran. Sehingga dimunculkan istilah desain komunikasi visual untuk menampung perkembangan yang semakin luas seperti yang dikenal sekarang ini.
Desain komunikasi visual telah melengkapi pekerjaan mulai dari agen periklanan sampai desainer majalah dan surat kabar serta menjadi bagian kelompok industri komunikasi, pemasaran dan public relations.
Perbedaan Desain Komunikasi Visual dan Seni Murni
Desain komunikasi visual bukanlah seni murni. Seorang desainer komunikasi visual mempunyai lebih dari satu pengamat atau bahkan mencapai jutaan orang, dimana desainer tersebut harus bisa menginterpretasikan permintaan kelompok itu dalam suatu karya (memuaskan sekelompok orang). Sedangkan seorang seniman dibidang seni murni hanya mempunyai satu penonton atau pengamat yaitu, dimana karya seninya merupakan ekspresi perasaan dan emosi seniman itu sendiri (memuaskan diri sendiri). Seniman dan desainer, keduanya sama-sama memecahkan problem visual, tetapi seniman murni lebih bertujuan untuk memuaskan diri sendiri, sedangkan desainer menggerakkan sekelompok orang untuk melakukan suatu hal.
Desain komunikasi visual juga memegang peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Tanda, rambu-rambu, poster semuanya memberikan informasi kepada pengamatnya yang dapat dimengerti dari berbagai kalangan dan golongan. Hal ini juga yang membedakan desain komunikasi visual dari seni murni yaitu universal atau dapat dimengerti oleh semua orang.
Elemen - Elemen Desain Komunikasi Visual
Menurut
Christine Suharto Cenadi (1999:5) terdapat elemen-elemen desain komunikasi visual yang dapat berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan media, yaitu:
1. Tata Letak Pewajahan (Layout)
Layout merupakan sebuah pengaturan agar teks dan ilustrasi sesuai dengan bentuk yang diharapkan, pada buku, majalah, dan bentuk publikasi lainnya. Proses mengatur hal dalam pembuatan layout adalah merangkaikan unsur tertentu menjadi susunan yang baik, sehingga mencapai tujuan
(Smith 1985).
2. Tipografi
Tipografi merupakan suatu seni dalam memilih huruf dan menggabungkannya menjadi sebuah kata yang menarik dan mempunyai karakteristik. Menurut
Wirya (1999:32), terdapat beberapa tipe huruf yang mengesankan nuansa-nuansa tertentu, seperti kesan berat, ringan, kuat, lembut, jelita, dan nuansa lainnya.
3. Ilustrasi
Ilustrasi terbagi menjadi dua, ilustrasi dengan tangan gambar dan ilustrasi oleh kamera atau fotografi.
Ilustrasi dapat mengungkapkan sesuatu lebih cepat dan efektif dari pada teks
(Wirya 1999:32), karena dengan ilustrasi pesan yang akan disampaikan menjadi lebih berkesan karena pembaca lebih mudah mengingat gambar dari pada kata-kata.
4. Simbolisme
Simbolisme merupakan sarana informasi yang sangat efektif untuk menjembatani perbedaan bahasa karena lebih bersifat universal. Bentuk kompleksnya adalah Logo yang mencerminkan citra, tujuan, jenis, serta objektivitasnya agar berbeda dari yang lain.
5. Warna
Elemen penting ini mempengaruhi sebuah desain. Pemilihan warna, pengolahan, dan penggabungan yang baik akan memberikan suatu kesan yang khas dan unik karena setiap warna memiliki sifat yang berbeda-beda.
6. Animasi
Animasi digunakan agar sebuah desain multimedia terlihat lebih menarik dan dinamis. Berdasarkan teknik pembuatannya, animasi dibagi menjadi dua yaitu animasi dua dimensi (2D) dan animasi tiga dimensi (3D).
7. Suara
Suara sebagai elemen pendukung menjadikan suasana interaksi lebih hidup. Suara dibedakan menjadi suara utama yang mengiringi selama interaksi berlangsung dan suara pendukung seperti suara tombol-tombol.
Ruang Lingkup Desain Komunikasi Visual
- Advertising (Periklanan)
- Animasi
- Desain Identitas Usaha (Corporate Identity)
- Desain Marka Lingkungan
- Multimedia
- Desain Grafis Industri (Promosi)
- Desain Grafis Media
- Cergam
- Fotografi, tipografi dan Ilustrasi.
Fungsi Desain Komunikasi Visual
Sebagai Sarana Identifikasi
Fungsi dasar yang utama dari desain komunikasi visual adalah sebagai sarana identifikasi. Suatu benda, produk, ataupun lembaga yang mempunyai identitas yang baik (mencerminkan kualitas) membuat produk atau jasa tersebut mudah dikenali, baik oleh produsennya maupun konsumennya.
Sebagai Sarana Informasi dan Instruksi
Desain komunikasi visual sebagai sarana informasi dan intruksi bertujuan untuk menunjukkan hubungan suatu hal dengan hal lain berupa petunjuk, arah, posisi dan skala. Seperti halnya simbol-simbol rambu lalu lintas, simbol-simbol ditempat umum seperti toilet, telepon umum bersifat informatif, komunikatif, dan universal, dapat dibaca dan dimengerti oleh orang dari berbagai kalangan dan latar belakang.
|
Rambu petunjuk lift khusus difabel di Taipei
Foto oleh blog.wahyualam.com |
Sebagai Sarana Presentasi dan Promosi
Promosi adalah menyampaikan sesuatu, dalam hal ini menyampaikan pesan dan membuat pesan tersebut dapat diingat. Sebagai contoh, pada poster gambar dan kata-kata yang digunakan bersifat persuasif dan menarik, mempunyai suatu makna dan mengesankan.